Obesitas di Indonesia Kian Meresahkan: Potensi Krisis Kesehatan di Era Modern

Obesitas di Indonesia Kian Meresahkan: Potensi Krisis Kesehatan di Era Modern

Mubarakways.com - Indonesia tengah menghadapi sebuah ancaman kesehatan masyarakat yang senyap namun destruktif: obesitas. Dulu lebih dikenal dengan isu kekurangan gizi, kini Indonesia…

Eskalasi di Timur Tengah, Israel dan Iran dalam Perang Terbuka

Mubarakways.com, Iran-Ketegangan yang telah berlangsung selama puluhan tahun antara Israel dan Iran telah mencapai puncaknya pada pertengahan tahun 2025. Serangan-serangan yang sebelumnya bersifat tersembunyi dan melalui proksi kini telah bertransformasi menjadi konfrontasi militer langsung yang mengancam stabilitas seluruh kawasan Timur Tengah. Dunia menahan napas ketika kedua negara saling melancarkan serangan terhadap target-target strategis, menandai babak baru yang berbahaya dalam sejarah konflik regional. Upaya diplomatik internasional sejauh ini belum mampu mendinginkan suasana, dengan kedua belah pihak menunjukkan keengganan untuk mundur.

Ali Khamenei dan Benjamin Netanyahu

Eskalasi terbaru ini dipicu oleh serangan presisi yang diklaim dilakukan Israel terhadap fasilitas militer penting di dekat Isfahan, Iran. Berbeda dari serangan-serangan sebelumnya, serangan kali ini dilaporkan berhasil melumpuhkan sebagian dari program pengembangan drone dan rudal balistik Iran. Para analis menilai tindakan ini merupakan pergeseran signifikan dari doktrin "perang dalam bayang-bayang" menjadi strategi konfrontasi langsung. Pemerintah Israel, meskipun tidak secara resmi mengaku, menyatakan bahwa mereka tidak akan lagi mentolerir ancaman eksistensial dari proksi maupun dari Iran secara langsung di perbatasannya. Sebagai balasan, Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) meluncurkan gelombang serangan rudal balistik dan drone yang menargetkan pangkalan militer dan pusat intelijen di wilayah Israel utara dan selatan, sebuah pembalasan yang skalanya jauh melampaui serangan pada April 2024.

Konfrontasi langsung antara Israel dan Iran secara otomatis mengaktifkan jaringan proksi Iran di seluruh kawasan dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hizbullah di Lebanon telah membuka front utara secara penuh, meluncurkan ribuan roket setiap hari yang menargetkan kota-kota hingga ke Haifa dan sekitarnya, memaksa evakuasi massal warga sipil Israel. Di selatan, kelompok Houthi di Yaman meningkatkan serangan mereka terhadap kapal-kapal komersial yang memiliki afiliasi dengan Israel di Laut Merah dan Laut Arab, serta mengklaim telah meluncurkan rudal jarak jauh ke arah kota Eilat. Sementara itu, milisi pro-Iran di Suriah dan Irak juga meningkatkan serangan terhadap posisi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Dataran Tinggi Golan, menciptakan perang multi-front yang sangat kompleks bagi Israel.

Dewan Keamanan PBB telah mengadakan serangkaian pertemuan darurat, namun gagal menghasilkan resolusi yang mengikat akibat veto dan perbedaan pandangan di antara anggota tetap. Amerika Serikat menegaskan kembali dukungannya terhadap keamanan Israel dan dilaporkan telah meningkatkan bantuan pertahanan udara, sambil secara bersamaan menekan pemerintah Israel untuk menahan diri dari eskalasi lebih lanjut yang dapat menarik Washington ke dalam konflik langsung. Di sisi lain, Rusia dan Tiongkok menyerukan deeskalasi segera dan menyalahkan "provokasi sepihak" sebagai akar masalah, seraya memperingatkan dampak buruk perang terbuka terhadap stabilitas energi global. Negara-negara Teluk, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, berada dalam posisi sulit; mereka secara diam-diam khawatir terhadap agresi Iran namun juga cemas akan dampak konflik yang lebih luas di halaman belakang mereka.

Dampak dari perang terbuka ini langsung terasa di pasar global. Harga minyak mentah melonjak tajam di tengah kekhawatiran gangguan pasokan dari Selat Hormuz, jalur vital bagi seperlima minyak dunia. Perusahaan-perusahaan pelayaran internasional terpaksa menangguhkan atau mengubah rute pelayaran dari Laut Merah, menyebabkan biaya pengiriman dan asuransi meroket. Selain dampak ekonomi, krisis kemanusiaan juga membayangi. Jutaan warga sipil di Lebanon, Israel, dan wilayah perbatasan Suriah kini berada dalam risiko langsung. Aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang sudah sulit, kini hampir terhenti total karena fokus militer dan logistik teralihkan ke front baru yang lebih panas, memperburuk kondisi di sana. Kawasan ini berada di ambang bencana kemanusiaan dan ekonomi yang dampaknya akan terasa di seluruh dunia. (Adm)

Posting Komentar